Biodata
Nama Lengkap : Yenni Sarinah Binti Komalasari.
Nama Pena : Hazimah Khairunnisa’ (2009)
Panggilan : Yeyen
T.Tgl.L : Selatpanjang, 14
November 1989
Hobbi : Melukis, Menulis, Membaca,
Batminton, Racing Car.
Tipikal : Individu belakang
layar.
Orangtua : Komalasari, ama.Pd
(Ayah), Muryani, S.Pd (Ibu)
Adik : (Catatan Awal
Tahun 2012)
1.
Dewi
Hastuti (1991), Mahasiswi Ilmu Pemerintahan, Fisipol UT Semester 6.
2.
Rio
Haryadi (1993), Mahasiswa Penjaskesrek, FKIP UIR Semester 4
3.
Nur
Khasanah (2000), Siswi MTs.N.1 Selatpanjang Kelas 1B
4.
Fauzan
Hermawan (2004), Siswa SD.N.036 Selatpanjang Kelas 2.
Selatpanjang,
14 November 1989, bayi mungil lahir dengan takdirnya. Membawa garis-garis ketetapan
dari tuhannya dengan segala investasi, konsekuensi dan resiko. Namanya yenni
sarinah, anak pertama dari 5 bersaudara. Dari kedua orangtua yang berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan penghasilan tetap 5 juta perbulan.
Usia
1 tahun 9 bulan, adik kedua lahir dan menjadi temannya, namanya Dewi Hastuti.
Akrab disapa dengan panggilan cenil, lahir 29 Agustus 1991. Rantai darah tak
terputus di usia itu, di usia 3 tahun 2 bulan, adik ketiga lahir dan menambah
daftar baru teman mainnya, namanya Rio Haryadi. Akrab disapa dengan panggilan
lelek, lahir 31 Januari 1993. Cenil dan lelek, menjadi teman dalam keramaian
rumah mungil itu. Segalanya dijalani bersama, hingga pada akhirnya di usia 4
tahun, yenni harus ikut sekolah selama 2 tahun tanpa menerima rapor.
Usia
6 tahun, yenni disekolahkan di sekolah dasar tempat ibunya bertugas, SD.N.010
Selatpanjang. Kampung baru nama wilayah itu. Prestasi pertamanya, yenni meraih
peringkat 1 di sekolah itu. Baru 1 tahun di sana, yenni pindah bersama ibu ke
sekolah baru, SD.N.108 Selatpanjang. Alah Air nama wilayah baru itu.
Prestasinya menurun, yenni hanya menempati peringkat kedua pada semester awal.
Setiap harinya yenni pergi ke sekolah barunya itu dengan sepeda hadiah dari
kakek, namanya Katno Bin Mat Daud. Baru 6 bulan berlalu, yenni harus pindah ke
SD.N.009 Selatpanjang. Sekolah barunya ini terletak 300 meter dari rumah.
Alasan yenni pindah karena selisih paham dengan ketua kelas.
Usia
8 tahun, puas sudah yenni ganti sekolah sebanyak 3 kali. Dan pada akhirnya
yenni menetap di SD.N.009 hingga lulus pada tahun 2001. Kelas 3 hingga 4 SD,
yenni meraih peringkat 1 di kelas. Namun kelas 5 SD, yenni harus sedikit
tergeser ke peringkat 2, dan kelas 6 SD menggeserkan lagi posisi itu ke
peringkat 3, dan menamatkan studi di SD dengan NIM 31. Tidak hanya di SD, yenni
juga sekolah di MDA Al-Muttadin sejak usianya 8 tahun. Tamat di tahun 2001
dengan NIM 32.
Usia
10 tahun 4 bulan, adik baru datang. Namanya Nur Khasanah, lahir 27 Maret 2000.
Adik perempuan terakhir yang sangat cengeng dan melatih kesabarannya sebagai
anak pertama yang sudah beranjak dewasa.
2001,
usianya sudah beranjak 12 tahun. Lanjut ke SMP.N.2 yang tak jauh dari rumah.
Kelas 1.5, cawu 1 yenni juara 1, cawu 2 juga juara 1, dan cawu 3 yenni harus
mundur ke juara 2. Kelas 2.4, semester 1 yenni juara 3, dan semester 2 yenni
naik standing ke juara 1. Kelas 3.4, yenni pemegang tunggal juara 1 selama 2
semester. Dan pada akhirnya yenni tamat dengan NIM 15. Cukup tuk lanjut ke SMA
favourit di Selatpanjang.
2004,
usianya beranjak 15 tahun. Sukses diterima di SMA.N.1 Selatpanjang, yenni
ditempatkan di kelas 1.5. Prestasinya terbilang cukup tertantang. Persaingan
semakin berat. Semester 1 yenni juara 2, semester 2 yenni juara 3. Karena masih
di posisi 5 besar dikelas, yenni dan 4 orang temannya yang berada di posisi 1-5
dikelas, dikumpulkan di kelas Unggulan sistem KBK ujicoba. Kelas 2.IA.1
Unggulan, kelas impian ratusan siswa saat itu, dan hanya ada 33 orang yang
beruntung bergabung di kelas itu. Persaingan mulai memanas, di 2.IA.1 Unggulan,
yenni berada di posisi 15 tingkat sekolah. Terseleksi hingga ke kelas 3.IA.1
Unggulan, yenni berada di posisi 24 tingkat sekolah. Posisi yang kian surut
namun masih tetap yang terbaik. Tahun 2007 tamat dengan NIM 16 pada standar 3
matapelajaran, Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
2007-2008,
mencoba bersaing ke SPMB UNRI dan UIN, namun gagal. Dengan menolak tawaran
beasiswa AKBID dari Batam dan AKPER dari Medan. Motivasi dan keinginan yang
berlawanan membuat keputusannya yenni tidak fokus. Motivasi dari orangtua,
yenni harus jadi guru. Sedangkan keinginannya adalah menjadi Dokter Gigi,
minimal jadi bidan atau perawat. Mementingkan keinginan orangtua dan menentang
serta mengubur segala keinginan, akhirnya takdir menuliskan yenni untuk berhenti
sejenak selama 1 tahun. Dan selama itulah yenni mengambil waktu begitu lama
untuk memilih, tidak kuliah atau kuliah dengan keputusan orangtua.
Usia
14 tahun 4 bulan, adik terakhirnya lahir. Namanya Fauzan Hermawan, lahir 02
Maret 2004. Fauzan, satu-satunya adik yang lahir di Bengkalis, sedangkan yang
lain lahir di Selatpanjang. Fauzanlah yang menjadi teman selama 1 tahun yenni
menganggur. Hingga pada usia sekarang, saat fauzan telah berusia 8 tahun, yenni
dan fauzan bukanlah seperti kakak dan adik, tapi seperti ibu dan anak. Jalinan
kemesraan penuh cinta melebihi cinta seorang kakak kepada adik bungsunya.
2008,
yenni didaftarkan secara paksa masuk ke Universitas Islam Riau (UIR) dengan
jurusan FKIP Biologi. Bergejolak dengan segala fenomena, biologi menjadi
jurusan akhir status sarjananya, sedangkan biologi adalah matapelajaran
terburuk dengan nilai terburuk yang pernah diukirnya selama sekolah. Mimpi
buruk yang harus dijalani diatas desakan orangtua, yenni menjalani kuliah
seadanya, sebisa yang dia mampu buat. Walaupun hatinya berontak. Biologi bukan
jiwanya, dan akhirnya semua takdir ini menjadikan yenni seorang penulis.
Dikarenakan setiap keluh kesah dan kegembiraannya hanya mampu dia pamerkan
dengan tulisan-tulisannya yang terkesan terlalu berlebihan. Karakter khayalan,
dunia khayalan, dan jiwa khayalan, menjadikan dia peran utama dalam setiap
tulisannya, menulis dengan jiwa yang penuh gejolak. Namun kuliah dengan raga
tanpa jiwa.
2012,
saat semua teman seangkatannya telah lulus sarjana, yenni masih dengan
dunianya. Dunia khayalan dari jutaan dunia penulis. Hati dan jiwanya ada pada
tulisannya. Bukan pada senyum dan omongannya. Diantara gejolak, usai semester 8
tahun itu yenni lagi-lagi dipaksa pulang, dengan ketidakjelasan perkuliahannya,
apakah akan selesai ataukah akan kandas hingga cukup di semester 8 tanpa
skripsi tanpa ijazah. 99% hidup dan raganya di stir oleh orangtuanya. Yenni
pasrah dengan segala rahmat tuhannya. Prinsip hidupnya ridho Allah hanya
terletak pada ridho orangtuanya. Walaupun dia jalani hidup tanpa jiwanya, namun
di dunia khayalan, dialah ratu dari sejagad ratu penghayal. Ratu penghayal
dengan usia hampir 23 tahun, masih dengan satu prinsip yang terkesan terlalu
dipaksakan keberadaannya.